Selasa, 06 Desember 2016

Dynamic Routing - RIP

Routing Static


 
Analisa :
Gambar di atas adalah topologi jaringan dengan menggunakan media penghubung 3 router dan 2 switch. Pada jaringan 1 antara R0 dengan R1 memiliki Network Address 192.168.4.0/30 dan maksimal 2 host. Jaringan 2 antara R1 dengan R2 memiliki Network Address 192.168.8.0/30 dan maksimal 2 host. Jaringan 3 antara R0 dengan Switch memiliki Network Address 192.168.64.0/25 dan maksimal 62. Dan jaringan 4 anatara R2 dengan Switch memiliki Network Address 192.168.16.0 dan maksimal 20 host. Pada percobaan ini kita akan melakukan konfigurasi pada router agar masing – masing PC dapat saling terhubung.

Analisa :
Untuk menghubungkan masing- masing PC perlu dilakukan konfigurasi static route pada masing – masing router. Gambar di atas menunjukkan static route pada R0, R1, dan R2, dengan menuliskan Network Address asal, Netmask asal, dan Gateway tujuan pada konfigurasi.

Analisa :
Pada kondisi di atas menunjukkan bahwa masing – masing PC sudah dapat saling berkomunikasi satu sama lain melalui protocol ICMP Ping.  Yaitu dari PC 0 dengan IP Address 192.168.64.2 dihubungkan dengan PC 4 IP Address 192.168.16.2 dan PC 5 IP Address 192.168.16.3 yang berada dalam jaringan router yang berbeda.

Analisa :
Pada kondisi di atas menunjukkan bahwa masing – masing PC sudah dapat saling berkomunikasi satu sama lain melalui protocol ICMP Ping.  Yaitu dari PC 4 dengan IP Address 192.168.16.2 dihubungkan dengan PC 1 IP Address 192.168.64.2 dan PC 2 IP Address 192.168.64.3 yang berada dalam jaringan router yang berbeda.

Routing Dynamic
Konsep RIP (Routing Information Protocol)
           Routing Information Protocol (RIP) adalah routing protocol yang sangat sederhana dan masuk dalam kategori Interior Gateway Protocol. RIP merupakan routing protocol dengan algoritma routing distance vector atau routing protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan tujuan. RIP tidak memiliki peta yang lengkap tentang jaringan yang ada. RIP menggunakan hop countsebagai metric dan link dengan hop count terkecil yang akan menjadi link terbaik (best path). Router-router yang menjalankan RIP akan saling bertukar informasi dengan router tetangganya (neighbor).Informasi yang akan dipertukarkan adalah tabel routing miliknya, dengan kata lain sebuah router akan mengirimkan atau meneruskan tabel routingnya kedalam neighbour router.
           Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway  Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.

    Routing Information Protocol (RIP) Versi 1
        RIPv1 merupakan routing protocol jenis classfull yang akan mengirimkan tabel routingnya secara broadcast. Spesifikasi asli RIP didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama.

    Routing Information Protocol (RIP) Versi 2
             RIPv2 merupakan jenis classless, akan mengirimkan tabel secara multicast dan memiliki fitur authentication. Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.


    Topologi Jaringan Routing Dynamic (RIP)

     
    Analisa :
    Gambar di atas adalah topologi jaringan dengan menggunakan media penghubung 3 router dan 3 switch. Pada jaringan 1 antara R0 dengan R1 memiliki Network Address 192.168.4.0/24. Jaringan 2 antara R1 dengan R2 memiliki Network Address 192.168.8.0/24. Jaringan 3 antara R0 dan R2 memiliki Network Address 192.168.5.0/24. Router 0 memiliki jaringan lokal dengan Network Address 192.168.64.0/24. Router 1 memiliki jaringan lokal dengan Network Address 192.168.16.0. Dan Router 2 memiliki jaringan lokal dengan Network Address 192.168.10.0/24. Pada percobaan ini kita akan melakukan konfigurasi pada router agar masing – masing PC dapat saling terhubung.

    Analisa :
    Gambar di atas menunjukkan RIP Routing pada R0, R1, dan R2. Network pada RIP diisi dengan IP Serial dan fastethernet yang ada didalam router itu sendiri, dengan Host Terkecil yaitu diisi dengan 0.

    Analisa :
    Pada kondisi di atas menunjukkan bahwa masing – masing PC sudah dapat saling berkomunikasi satu sama lain melalui protocol ICMP Ping.  Yaitu dari PC 0 dengan IP Address 192.168.64.2 dihubungkan dengan PC 4 IP Address 192.168.16.2 dan PC 2 IP Address 192.168.10.2 yang berada dalam jaringan router yang berbeda.

    Analisa :
    Pada kondisi di atas menunjukkan bahwa masing – masing PC sudah dapat saling berkomunikasi satu sama lain melalui protocol ICMP Ping.  Yaitu dari PC 4 dengan IP Address 192.168.16.2 dihubungkan dengan PC 1 IP Address 192.168.64.2 dan PC 2 IP Address 192.168.10.2 yang berada dalam jaringan router yang berbeda.

    Analisa Waktu Konvergensi RIP
             Pada skenario ini akan diteliti waktu konvergensi yaitu waktu untuk setiap router mendapatkan informasi dari router yang lain dan siap untuk mengirimkan paket data. Topologi yang digunakan pada simulasi ini adalah Topologi Ring dengan menggunakan masing – masing 3 buah router, 3 switch, dan 5 PC. Gambar berikut adalah Topologi Ring yang digunakan untuk routing protocol RIP.


             Pengujian dan pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat apakah paket data yang dikirim benar-benar melalui rute terpendek atau shortest path, waktu rata-rata atau ping time request, Time To Live (TTL), dan Convergence Time Average (CTA). Pengambilan data dilakukan masing-masing sebanyak 6 kali.

      Tabel Hasil Pengujian



             Data diatas menunjukkan data awal dari kecepatan rata-rata dari waktu reply request yang dihasilkan adalah 4,5 ms. Hal ini menandakan RIP mampu memberikan rute terpendek sekaligus rute terbaik yang dilalui oleh suatu paket data yang dikirimkan dari hop awal ke hop tujuan. Data tersebut juga menunjukan rata-rata jumlah rute yang dilalui paket yang dikirimkan adalah sebanyak 2 hop, hal ini menunjukkan kestabilan jumlah rute yang dilalui. Dalam penentuan rute RIP memilih rute berdasarkan jumlah lompatan atau hop yang terkecil berdasarkan databasenya yang didapat dari hello packet yang dikirimkan pada proses pembentukkan hubungan dengan router tetangga lainnya dan kemudian dipergunakan sebagai rute yang akan dialui oleh suatu paket data yang dikirimkan. Rata-rata angka TTL sebesar 126 yang menunjukan bahwa paket yang dikirimkan rata-rata dapat menempuh sebanyak 126 hop sebelum paket data tersebut benar-benar hilang atau loss. Dari data tersebut dihasilkan perbandingan besarnya angka ping time request sebanding dengan angka TTL, dan jumlah shortest path. Sedangkan rata rata waktu konvergensi atau convergence time adalah 7,3 ms.

      1 komentar: